Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

rriskyameliaa
3 min readJan 16, 2023

--

Saya Risky Amelia Maharani sebagai penulis artikel ini dengan Nomor Induk Mahasiswa 202010180311144 dari prodi Ekonomi Pembangunan. Artikel ini sebagai salah satu tugas mata kuliah ekonomi pembangunan dengan dosen pengampu Ibu Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S di Universitas Muhammadiyah Malang.

Indikator pertumbuhan ekonomi akan selalu dijadikan target utama bagi peeritah di setiap Negara demi untuk memastikan bahwa Negaranya menuju kea rah yang lebih baik. Karna jika pertumbuhan ekonominya merosot, tentunya pemerintah harus berpikir keras bagaimana cara untuk mengatasinya. Indonesia merupakan Negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat banyak, sehingga menimbulkan beberapa masalah yang sulit untuk di atasi, salah satu nya yaitu tinggi nya tingkat inflasi yang disebabkan oleh tekanan harga pangan dan energi, dan tidak adanya kepastian investasi maka dengan terjadinya beberapa masalah tersebut, pemerintah menjadikan kebijakan moneter sebagai salah satu cara untuk mengatasinya.

Apa implementasi kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi?

Negara berkembang seperti Indonesia, menjadikan titik fokus pada pertumbuhan ekonomi untuk melihat tingkat perekonomian suatu negara. Untuk dapat mencapai tingkat ekonomi yang tinggi dan stabil bukanlah hal yang mudah. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita perlu mengikuti kemampuan makro ekonomi.

Dan Perekonomi yang stabil akan sangat diinginkan di bandingkan dengan Perekonomian yang bergejolak dan tidak stabil. kestabilitas ekonomi suatu negara sangat mendukung pertumbuhan ekonominya. Perekonomian yang stabil dapat mengendalikan inflasi dan menyeimbangkan peredaran uang di masyarakat. Salah satu indikator stabilitas ekonomi yang dapat diukur adalah dengan melihat kestabilitas makro ekonomi, seperti jumlah uang yang beredar, suku bunga, dan inflasi. Secara operasional, pengendalian mata uang adalah Optimalisasi instrumen keuangan yang tersedia, terutama melalui operasi pasar terbuka, yaitu mekanisme lelang SBI, dalam jangka waktu 1–3 bulan. Upaya tersebut juga didukung oleh penyerapan likuiditas Bank Indonesia melalui intervensi rupiah, untuk menjaga dana dasar tetap pada target yang ditetapkan. Ekses likuiditas yang relatif besar tersebut sejalan dengan belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan, dan upaya pengendalian keuangan oleh instrumen keuangan akan mempengaruhi kenaikan suku bunga SBI.

Peningkatan berlebihan dalam jumlah uang beredar dapat mendorong kenaikan harga di atas tingkat yang tidak diharapkan (inflasi tinggi) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar sangat rendah, akan terjadi resesi. Maka jika hal ini terus berlanjut, kesejahteraan masyarakat akan menurun.Untuk itu, salah satu langkah untuk meningkatkan dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah penggunaan kebijakan moneter (monetary policy). Kebijakan moneter merupakan salah satu contoh kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dengan tujuan utama menjaga stabilitas nilai rupiah. Kebijakan moneter ini juga merupakan senjata yang mengatur arus perekonomian, khususnya menggunakan sejumlah alat kebijakan moneter yang ditentukan oleh kebijakan untuk mengarahkan ekonomi makro agar berjalan sesuai keinginannya.Untuk mengurangi ketidak stabilan ekonomi, pemerintah Implementasi kebijakan moneter oleh bank sentral. Kebijakan keuangan Pemerintah melakukan ini dengan mengendalikan suku bunga dan jumlah uang beredar. Kebijakan ini bertujuan untuk mempengaruhi perkembangan variabel moneter uang beredar, suku bunga, suku bunga pinjaman dan nilai tukar untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, stabilitas harga dan neraca pembayaran meningkat. Sebagai otoritas moneter, bank sentral menyesuaikan keseimbangan antara jumlah uang beredar dan pasokan barang. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi, mewujudkan kesempatan kerja penuh dan memastikan kelancaran pasokan/distribusi barang.

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter bertujuan untuk mempengaruhi variabel keuangan seperti uang inti, jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Pada dasarnya, tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai keseimbangan internal dan eksternal. Keseimbangan internal biasanya ditunjukkan dengan menyeimbangkan kerja dan kerja Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menjaga inflasi yang rendah. Keseimbangan domestik, di sisi lain, biasanya ditunjukkan oleh neraca pembayaran yang seimbang.

Maka dari itu kebijakan moneter sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan upaya mengurangi inflasi yang sangat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka Bank Indonesia sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam mengambil kebijakan moneter harus mampu menjaga kestabilan tingkat inflasi agar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

--

--